Isnin, 21 Julai 2014

LAILATULQADAR MALAM YANG DINANTI OLEH MUKMIN. . .


Bismillahirahmanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menyampaikan kita dipenghujung 10 hari kedua bulan Ramadhan. Kini kita telah memasuki 10 ketiga atau terakhir bulan Ramadhan.
 Hari-hari yang memiliki kelebihan dibanding lainnya.
 Rasulullah shallallahu‘alaihiwasallam(S.A.W)pada 10 terakhir Ramadhan ini 
MENGGANDAKAN ibadah baginda yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya.

Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر - أي العشر الأخير من رمضان - شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . متفق عليه

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau menguatkan ikatan tali sarungnya (yakni meningkat amalan ibadah baginda), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi

Keutamaan 10 Terakhir bulan Ramadhan :

Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amalan ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik solat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.

Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri baginda agar mereka juga berjaga untuk melakukan solat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut.

Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, Baginda mengasingkan diri dari berbagai aktiviti keduniaan, untuk baginda menumpukan ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.

Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.

Keutamaan Lailatul Qadr

Di antara nikmat  Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya. Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam “Lailatul Qadr”. Suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah I:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ *

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. (Al-Qadr: 1-5)

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama 1000 bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. 1000 bulan itu sama dengan 83 tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمُ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Demikian pula Allah subhanahu wa ta’ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mensifatkan malam tersebut dengan firman-Nya:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah subhanahu wa ta’ala mensifatkan bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalang dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalang dari kebaikan yang besar”.(Fatawa Ramadhan, ms. 848)

Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugat untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!, adakah hati yang terpanggil untuk meraih malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini …?! Betapa ruginya orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.

Mengapa Disebut Malam “Lailatul Qadr”?

Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:

1. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan secara terperinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ * [الدخان/3، 4]

“Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu didedahkan segala urusan (takdir) yang penuh hikmah”. (Ad Dukhan: 4)

2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir. (Tafsir Ath-Thabari IV/200)

Bila Terjadinya Lailatul Qadr?

Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.

Pada tarikhl berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (H.R Al Bukhari no. 1878)

Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang  Maha Kuasa.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Lailatul Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Kadang2 terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa baginda pada suatu tahun diperlihatkan Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″. (Fatawa Ramadhan, hal.855)

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka perlukan dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah kemungkinan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih memungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)


Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan t:

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ إِذَا قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةُ سَبْع وَعِشْرِيْنَ

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : “(Dia adalah) Malam ke-27″. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan Asy-Syaikh Muqbil dalam Shahih Al-Musnad)

Tanda-tanda Lailatul Qadr

Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (H.R Muslim)

Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak sejuk) serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (H.R Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)

Dengan Apakah Menghidupkan 10 Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadr?

Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan solat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a daripada malam-malam selainnya”. (Fatawa Ramadhan, hal.856)


Demikianlah hendaknya seorang muslim/muslimah … Menghidupkan malam-malamnya pada 10 Terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala; solat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah I semata, membaca Al-Qur’an dengan berusaha memahami maknanya, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo’a serta memperbanyak dzikrullah.

Di antara bacaan do’a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah yang aku baca pada malam tersebut?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bacalah:

اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir, dan istighfar.

Apakah pahala Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?

Ada dua pendapat dalam masalah ini:

Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafazh:

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

{kalimat  فيوافقها di sini diartikan: mengetahuinya (bahwa itu Lailatul Qadr), pen-}

Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan solat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr”.

Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul ‘Arabi, dan sejumlah dari ulama.

Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti’:

“Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah , diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (H.R Al Bukhari no.1768, An Nasa’i no. 2164, Ahmad no. 8222)

Rasulullah tidak mengatakan: “Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr”. Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan solat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

Maka makna فيوافقها di sini adalah: bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak mengetahuinya”.

Semoga anugerah Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan 1000 bulan. Amiin Ya Rabbal 'Alamin.

10 TERAKHIR RAMADHAN DAN LAILATUL QADAR.
 Penulis: Al-Ustadz Abu Ahmad Kadiri dan Al-Ustadz Abu ‘Amr Ahmad.
Disunting oleh Mudahnya Islam

Wallahua'alam. . .

Jumaat, 11 Julai 2014

RUANG INTERAKSI SESAMA MASYARAKAT KRT SG ISAP PERDANA. . .

 Akaun Rasmi Muka Buku "Facebook"  KRT Sg Isap Perdana Kuantan, Pahang Darul Makmur.
Ini adalah laman muka buku "Facebook" KRT Sg Isap Perdana Kuantan. Tujuan utama akaun rasmi ini dibuka adalah untuk menjadikan ruang interaksi antara warga penduduk Sungai Isap Perdana Kuantan jika ada program atau aktiviti kemasyarakatan yang bakal atau telah dijalankan oleh Barisan Kepimpinan  KRT Sg Isap Perdana Kuantan setiap sesi. Oleh itu, akaun rasmi ini dibuka semasa kepimpinan Pengerusi KRT Sg Isap Perdana Kuantan bagi sesi 2014/2015, Encik Mohamad Khairuddin Bin Hj. Ismail. 

Justeru, tujuan untuk menjadikan medan interaksi utama antara Barisan Kepimpinan KRT Sg Isap Perdana Kuantan dengan warga penduduk KRT Sg Isap Perdana Kuantan. Hal ini juga bertujuan untuk merapatkan hubungan erat silaturrahim sesama penduduk, tak kira berlainan bangsa, agama dan negara. Selain itu, segala permasalahan atau perkongsian ilmu oleh warga penduduk KRT Sg Isap Perdana sangat dialu-alukan dan boleh lah dikemukakan di laman muka buku KRT Sg Isap Perdana dengan adab yang sopan dan penggunaan bahasa yang baik.  

InShaAllah, dengan Izin-Nya, kami, barisan kepimpinan KRT Sg Isap Perdana Kuantan, tak kira sesi keberapa akan sedaya upaya kami untuk melaksanakan dan menyelesaikan segala permasalahan warga penduduk KRT Sg Isap Perdana Kuantan.

Akaun Rasmi "Twitter" KRT Sg Isap Perdana Kuantan, Pahang Darul Makmur.
Manakala, ini adalah akaun Rasmi "Twitter" KRT Sg Isap Perdana Kuantan. Tujuan utama akaun ini dibuka adalah untuk memudahkan Barisan Kepimpinan KRT Sg Isap Perdana Kuantan berinteraksi dengan warga penduduk KRT Sg Isap Perdana Kuantan dalam memudahkan ruang perkongsian permasalahan dan ilmu pengetahuan. Selain itu, warga penduduk KRT Sg Isap Perdana Kuantan dapat mengetahui hal semasa atau program yang dilakukan oleh Barisan Kepimpinan KRT Sg Isap Perdana Kuantan. 

Laman "Twitter" ini dapat memudahkan hal-hal semasa dapat diketahui dengan cepat seperti pertumbuhan  dunia teknologi yang semakin canggih. Oleh itu, Barisan Kepimpinan KRT Sg Isap Perdana Kuantan bagi sesi 2014/2015 ini dapat menguar-uarkan aktiviti atau program bakal dan telah dijalankan kepada semua orang terutamanya kepada Warga Penduduk KRT Sg Isap Perdana Kuantan.

"Allah selalu memberi yang terbaik tapi kita kadang - kadang berfikir ; Kenapa Dia membebani kita seperti ini. Ingatlah firman-Nya :: Kadang -  kadang apa yang tak kau sukai, Justeru baik bagimu."



Wallahua'alam. . .



Ahad, 29 Jun 2014

AH LAN WASAHLAN YA RAMADHAN . . .



Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji itu tertentu bagi Allah tuhan semesta alam.
Selawat dan salam buat Rasulullah yang membawa cahaya bagi menerangi kelam, 
juga buat keluarga dan para sahabat Baginda yang ibarat bintang di langit malam.

" Bagi mereka yang utuh aqidah,
Ramadan disambut tanpa bergundah,
Bahkan gembira dengan ibadah,
Bukannya ghairah dengan juadah..."

Panduan Ringkas Ibadah Puasa

Definisi Puasa;
  • Menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar sadiq hingga terbenamnya matahari dengan niat.
  • Fajar Sadiq - cahaya matahari yang muncul secara melintang disebelah ufuk timur selepas kemunculan fajar kadhib iaitu cahaya matahari secara menegak atau mencapah di sebelah ufuk timur.
Cara Menentukan Awal Ramadhan;
  • Dengan melihat hilal (anak bulan) di ufuk barat selepas terbenamnya matahari 29 Syaaban iaitu pada waktu Maghrib, Jika hilal kelihatan maka bermulalah 1 Ramadhan dan Syaaban hanya 29 hari. Jika hilal tidak kelihatan maka wajib mengenapkan bulan Syaaban dengan 30 hari.
Syarat-syarat Wajib Puasa;

Puasa diwajibkan ke atas setiap ::
  1. Muslim yang 
  2. Baligh,
  3. Berakal dan
  4. Mampu berpuasa

Kelebihan Bulan Ramadhan

  1. Bulan Ramadhan adalah penghulu segala bulan yang ibadah puasa difardukan padanya.
  2. Bulan yang Al-Quran diturunkan padanya sekaligus di Baytul - Izzah di langit dunia.
  3. Segala pintu syurga dibuka dan segala pintu neraka ditutup.
  4. Syaitan dibelenggu.
  5. Awal Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya keampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka.
  6. Sebarang amalan sunat diganjarkan dengan70 amalan fardu di bulan yang lain.
  7. Pada Ramadhan ada Malam al-Qadar (Laylatul 'l-Qadr) yang lebih daripada 1000 bulan.

Suatu Nasihat

Sambutlah Ramadhan kerana iman dan dengan ilmu, bukan sekadar adat kebiasaan. Jadikanlah Ramadhan sebagai tetamu teristimewa yang menjengah kita setahun sekali. Oleh itu, hormatilah "tetamu teristimewa ini" dengan bertaqwa kepada Allah iaitu dengan melakukan suruhan Allah (terutamanya yang Wajib) dan meninggalkan larangan-Nya (terutamanya yang haram).



Wallahua^alam. . .


Jumaat, 27 Jun 2014

YA ALLAH.... BERSYUKUR PADA-MU . . .

Alhamdullilah... Sesungguhnya Kami bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan..





Anugerah Kecemerlangan KRT Peringkat Negeri Pahang Darul Makmur



Sesungguhnya manusia hanya merancang, Allah yang menentukan segala-segalanya


Wallahua^alam. . .

Sabtu, 7 Jun 2014

LANGKAH PERMULAAN . . .

"Macam mana kita bertindak itulah diri kita.
 Jika kita nak jadi ORANG YANG BAIK, BERTINDAKLAH SEPERTI ORANG BAIK".



Logo KRT Rukun Tetangga


Sebelum mengorak langkah permulaan iaitu perkongsian mengenai Fakta Rukun Tetangga di tubuhkan . Untuk makluman kalian, Rukun  Tetangga merupakan 1 program Sukarela yang bertujuan untuk membantu dalam pembangunan masyarakat setempat di MALAYSIA(Konsep ini hampir sama seperti NEIGHBOURHOOD WATCH seperti yang diamalkan di United Kingdom).

Wallahua^alam. . .